SCOME

CIMSA FK UNS


STANDING COMMITTEE ON MEDICAL EDUCATION


RISSOLE #1

Raise Your Medical Education Knowledge

Kita bisa mengontrol cinta?

Kita memiliki tiga pengaturan emosi (nafsu, ketertarikan, dan keterikatan) yang bisa digunakan untuk mengatur berbagai neurokimia yang dapat mengontrol cinta. Nafsu diatur oleh tingkatan hormon testosteron. Hormon ini sangat penting untuk menentukan keinginan dan perilaku seksual.

Mekanisme otak yang terlibat dalam "ketertarikan" mirip dengan yang terjadi pada OCD (perilaku repetitif/kompulsif). Keduanya sama-sama mengaktifkan pergantian pada tingkatan serotonin (5-HT) protein transport.

Sementara "keterikatan" bergantung pada ekpresi hormon oksitosin dan vassopresin. Interaksi oksitosin dengan sistem dopamin diantara mosocorticolimbic penting untuk ekspresi perilaku yang bergantung dan terikat satu sama lain.

Kita dapat mengendalikan cinta dengan mengendalikan hormon yang berkaitan dengan tiga pengaturan emosi. Tetapi, obat untuk mengendalikan hormon-hormon itu memiliki banyak efek samping buruk sehingga menggunakannya tanpa keadaan yang benar akan melanggar kode etik.


RISSOLE #2

Raise Your Medical Education Knowledge

Mitos atau fakta?

Sadar tapi tidak bisa bergerak, berbicara, atau membuka mata, dan sulit untuk bernapas? Seseorang seperti menindihmu? Fenomena ini dinamakan sleep paralysis. Beberapa orang yang mengalami kejadian ini sering mendeskripsikan bahwa mereka merasakan adanya aura jahat atau hantu di dekat mereka saat tidur.

Dan bagaimana dengan kalian, apakah kalian pernah mengalami hal serupa? Jadi, menurut kalian, itu mitos atau fakta?

Sleep paralysis adalah keadaan yang umum terjadi pada 5-62% kejadian. Sleep paralysis disebabkan oleh penguraian tingkat kesadaran dan otot atonia yang biasa terjadi pada tingkat SOREM saat kita tidur. Tingkat SOREM terjadi saat mekanisme syaraf memproduksi kesadaran dan/atau tingkat NREM terlalu lemah, atau saat mekanisme syaraf memfasilitasi terjadinya tingkat REM terlalu sensitif atau aktif, atau keduanya. Keabnormalan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tingkat SOREM saat tidur dan menimbulkan sleep paralysis.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah sleep paralysis :
• Tidur 6-8 jam setiap hari
• Tidur dan bangun pada waktu yang relatif sama setiap hari
• Olahraga teratur, tetapi tidak pada 4 jam sebelum tidur
• Hindari terlalu banyak makan, merokok, minum minuman beralkohol dan kafein sebelum tidur


SCOME WEEK : BLOK 1.1 BIOLOGI SEL DAN HEMATOLOGI

Jaringan Epitel

Jaringan epitel adalah jaringan yang terdiri dari kumpulan sel-sel polIhedral yang tersusun erat satu sama lain serta mengandung sedikit substansia interseluler.

Fungsi jaringan epitel diantaranya adalah:
Absorpsi : epitel usus
Sekresi : epitel kelenjar endokrin/eksokrin
Ekskresi : epitel tubulus ginjal
Proteksi : epitel epidermis kulit
Rangsang sensoris : epitel pada panca indera
Kontraksi : mioepitel
Reproduksi : epitel pada ovarium, testis

Berdasarkan asal embriologis nya, dibagi menjadi 3, yaitu :
Epitel ectodermal : epidermis kulit
Epitel mesodermal : urogenitalia selain uretra
Epitel entodermal/endodermal : tractus digestivus dan kelenjarnya, tractus respiratorius dan kelenjarnya, kelenjar endokrin pada umumnya.

Sifat-sifat umum jaringan epitel :
Bentuk sel bervariasi (skuamous, kuboid, kolumner)
Terdapat lamina basalis dan membrana basalis
Adanya adesi antar sel epitel
Bersifat avaskuler dan mempunyai daya regenerasi yang tinggi

Jenis-jenis tautan antar sel:
Tautan khusus (Intercellular Junction) : berfungsi dalam hal adesi, penyegel/penutup dan komunkasi antar sel.
Tight Junction : tidak ada celah interseluler
Adherens/adhering Junction/ Desmososm/ Taut lekat : celah interseluler cukup lebar (20-25 nm)
Gap Junction/ Nexus/ Taut rekah : celah interseluler sangat sempit (2-3 nm)

Kornifikasi merupakan proses pembentukan zat tanduk atau keratin. Pada epidermis kulit teruatama telapak kaki dan tangan

Berdasarkan struktur dan fungsinya, epitel dibagi dua, yaitu:
Epitel membrane/tertutup : sel-selnya tersusun dalam lapisan seperti membrane yang menurupi permukaan luar tubuh/ melapisi rongga tubuh.
Epitel kelenjar : sel-selnya berfungsi sebagai kelenjar yang menghasilkan secret/ekskret (cairan atau sel)

Bentuk khusus pada permukaan apikal epitel :
1. Tonjolan protoplasma nonmotil (tidak bergerak)
-Mikrovili : pendek, halus, dan berfungsi untuk memperluas permukaan area absorpsi
-Striated border : epitel usus
-Brush border : epitel tubulus proksimal ginjal
-Stereosilia : seperti mikrovili tetapi lebih panjang dan kadang bercabang (epitel ductus epididymis dan ductus deferens)
2. Tonjolan protoplasma motil (bergerak)
-Silia : Panjang, halus, dapat bergerak : aliran cairan/partikel ke satu arah (tract respiratorius, tuba uterine, ductus deferens)
-Flagella : struktur seperti silia tetapi lebih Panjang (spermatozoa)

Epitel kelenjar dibedakan berdasarkan:
1. Jumlah sel penyusunnya : Uniseluler (sel goblet/piala/sel lendir : menghasilkan mukus) dan Multiseluler.
2. Cara pengeluaran secret :
Holokrin (secret dikeluarkan bersama dengan seluruh bagian kelenjar misal kel. sebasea)
Apokrin (secret dikeluarkan bersama dengan sebagian dari sitoplasma sel misal kel. mammae)
Merokrin (secret dikeluarkan tanpa diikuti oleh keluarnya bagian sel kelenjar misal kel. pankreas)
3. Ada tidaknya sel dalam secret :
Sitogenik (ovarium & testis) dan Non sitogenik
4. Ada tidaknya ductus eksretorius :
Eksokrin (mempunyai ductus ekskretorius misal kel. sebasea)
Endokrin (tidak mempunyai ductus eksretorius misal kel. tiroid)
Kelenjar ganda : Eksokrin + Endokrin (hepar, pancreas, ovarium, testis)

Metabolisme Energi Seluler

Merupakan seluruh rangkaian rekasi kimia yang terjadi di dalam sel. Metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu: anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah reaksi sintesis yang menggunakan energi untuk menghasilkan biomelekul besar. Katabolisme adalah reaksi yang melepaskan energi melalui pemecahan biomolekul besar. Sumber energi utama pada setiap aktivitas selular adalah ATP (Adenosine [Adenine + Ribose] dan Triphosphate).

Proses Pembentukan ATP
Anaerobik (Glikolisis : Glukosa ->Asam Piruvat -> Laktat (jika tidak ada O2)
Aerobik (Membutuhkan O2, Fosforilasi Oksidatif)

Glikolisis
Glikolisis mengurai glukosa (enam karbon) menjadi dua molekul piruvat (masingmasing tiga karbon). Hasil akhir dari glikolisis adalah 2 ATP dan 2 NADH (siap untuk ekstraksi energi lebih lanjut oleh sistem transpor elektron).

Siklus Asam Sitrat
Dua karbon yang masuk ke siklus dengan perantaraan asetil-CoA akhirnya diubah menjadi CO2, sementara asam oksaloasetat, yang menerima asetil-CoA, dibentuk kembali pada akhir siklus. Hidrogen dilepaskan pada titik-titik spesifik di sepanjang siklus, berikatan dengan molekul pengangkut hidrogen NAD+ dan FAD untuk pengolahan lebih lanjut oleh sistem transpor elektron. Satu molekul ATP dihasilkan untuk setiap molekul asetil-CoA yang masuk ke siklus asam sitrat, atau total dua molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diproses.

Siklus asam sitrat

Fosforilasi Oksidatif
Fosforilasi oksidatif di membran dalam mitokondria. Fosforilasi oksidatif melibatkan sistem transpor elektron (langkah 1-6) dan kemiosmosis oleh ATP sintase (langkah 7-9). Lingkaran pink dalam sistem transpor elektron menunjukkan pengangkut elektron spesifik.

Fosforilasi oksidatif

Transport Sel

Merupakan transport molekul dari dan ke dalam sel melalui membrane bertujuan untuk:
-Memasukkan komponen nutrient yang penting untuk metabolism sel
-Membuang produk limbah metabolisme sel
-Mengatur konsentrasi ion intraseluler

Transport trans membran (Pasif dan Aktif)
Pada dasarnya sel hidup dalam lingkungan yang sama yaitu cairan ekstra seluler (CES), 
CES sering disebut sebagai lingkungan dalam /milieu interna.

Transport PasifTransport Aktif
Sesuai dengan gradien konsentrasiMembutuhkan ATP atau gradien Ion
Difusi (sederhana, fasilitasi)Melawan gradien konsentrasi
OsmosisBisa melalui protein pembawa

Transport Pasif

Difusi : mekanisme transpor yang tidak memerlukan energi dan terjadi secara spontan
-Gerak molekul yang acak, pergerakan menembus membran melalui pori-pori membran ataupun menembus matriks membran.
-Energi berasal dari energi kinetik molekul, perbedaan gradien konsentrasi.
-Kecepatan difusi fasilitasi terbatas sampai Vmax, karena jumlah protein transpor juga terbatas.
-Hasil proses difusi yaitu konsentrasi yang sama antara larutan, yang disebut isotonis.
-Difusi dibagi :
Difusi Simple/sederhana : tanpa protein transport
Contoh : absobrsi asam lemak rantai pendek di sel usus enterosit 
Difusi Fasilitasi : di permudah oleh protein transpor
Contoh : absorbsi Fruktosa di sel usus. 

Osmosis : difusi air melalui selaput semipermeabel. 
Air akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi.

Transport Aktif
-Transpor aktif primer : Energi secara langsung berasal dari pemecahan ATP, atau pospat energi tinggi lainnya. (Contoh : Pompa Natrium Kalium)
-Transpor aktif sekunder : Energi secara sekunder berasal dari energi yang tersimpan dalam bentuk perbedaan konsentrasi ionik antara kedua sisi membran, yang dibentuk oleh transpor aktif primer. (Contoh : Absorbsi glukosa di sel enterosit)

Fosforilasi oksidatif

SCOME WEEK : BLOK 1.2 INTEGUMEN DAN MUSKULOSKELETAL

ANATOMI

ANATOMICAL PLANES (BIDANG)
Median : Vertikal, arah depan dan belakang terhadap garis tengah.Frontal (coronal) : Vertikal, tegak lurus terhadap median.Tranversal (Horizontal) : Paralel terhadap lantai, tegak lurus terhadap median dan coronal.Sagittal : Vertikal, paralel terhadap median.Anterior / Ventral : Ke arah depan atau di bagian depan.Posterior / Dorsal : Ke arah belakang.Inferior / Caudal : Di bawah struktur lain atau ke arah bawah.Superior / Cranial : Di atas struktur lain atau ke arah atas.Lateral : Di samping atau ke arah samping dari bidang median.Medial : Ke arah tengah.Median : Tengah-tengah.

TERMINOLOGI ARAH ANATOMICA
1. Distal : Terletak jauh dari titik asal atau pusat atau garis tengah tubuh.
2. Proximal : Terletak dekat dari titik asal atau pusat atau garis tengah tubuh.

SISTEM TUBUH
1. Sistem skeletal
Merupaakan rangka utama penyusun tubuh terdiri dari 200 tulang dengan sendi yang menghubungkannya Melindungi dan membantu mempertahankan organ tubuhMenyediakan kerangka untuk otot yang menimbulkan gerakanTempat pembentukan sel darahMenyimpan mineral
2. Sistem muscular
Pergerakan tubuh disebabkan karena aksi dari otot yang akan menarik tulang. Otot juga dapat ditemukan pada dinding organ seperti usus dan jantung.Memiliki fungsi lokomosi dan memberi ekspresi pada wajahMempertahankan posturMenghasilkan panas
CRANIUM
a. Neurocranium merupakan bagian dari cranium yang berfungsi untuk melindungan encephalon.
b. Viscerocranium meliputi bagian anterior cranium yaitu penyusun tulang-tulang wajah, cavitas nasalis dan cavitas orbita.

Sendi pada cranium
Sebagian besar sendi yang terdapat di cranium merupakan sutura (fibrous joint).Terdapat 3 pasang synovial joint di masing-masing sisi cranium.Terdapat 2 pasang synovial joint di telinga tengah yaitu malleus, incus, dan stapes.Sendi terbesar adalah temporomandibular joint.
Cranium pada neonatus
Fontanella major/fonticulus anterior akan menutup pada usia 2-3 tahun dan menjadi Bregma pada dewasa.Bregma merupakan pertemuan dari sutura coronalis dengan sutura sagittalis. Fontanella minor/fonticulus posterior akan menutup pada umur 3 bulan dan menjadi Lamda pada dewasa.Lambda merupakan titik pertemuan antara sutura sagittalis dengan sutura lamboidea.
Cranium pada dewasa
Sutura coronalis merupakan penghubung os frontalis dengan os parietale.Pterion adalah pertemuan antara sutura sphenoparietale dengan sutura squamosal. Bagian ini merupakan bagian paling tipis dan didalamnya terdapat cabang dari a/v. meningeae media.Sutura lamboidea merupakan penghubung antara os parietale dengan os occipital.Asterion adalah pertemuan dari sutura squamosal, lamboidea, occipitomastiodea.Processus condylaris dan processus coronoideus pada madibular akan bersendi dg fossa mandibularis os temporalis membentuk articulatio temporo mandibularis.Foramen supraorbitalis dilewati oleh a/v/n supraorbitalis.Foramen infraorbital dilewati oleh a/v/n infraorbitalis.Foramen mentale dilewati oleh a/v/n mentalisPada os zygomaticum terdapat foramen zygomaticofaciale yang akan dilalui oleh nervus zygomaticofacialis dan zygomaticotemporalis.
SKELETON THORACIS

Fosforilasi oksidatif

Apertura thoracica superior
Anterior : Manubrium sterni
Posterior : Corpus vertebrae Thoracica I
Lateral : Corpus costae I

Apertura thoracica inferior
Anterior : Proc. Xiphoideus
Posterior : Corpus vertebrae thoracica XII
Anterolateral : Ujung distal cartilagines costae VII - X
Posterolateral : Costae XII dan ujung distal costae XI

PENYUSUN SKELETON THORACIS
Os sternum
Os. costae tersusun dari 12 pasang, berdasarkan tempat perlekatannya, dibedakan menjadi:
Costa vera (vertebrosternal; iga sejati), yaitu costa yang cartilago cotalisnya melekat pada sternum yaitu costa I –VII.Costa spuria (vertebrochondral; iga palsu), yaitu costa yang cartilago costalisnya melekat pada cartilago costalis sebelah cranialnya yaitu costa VIII, IX, dan X.Costa fluctuantes (vertebral; iga melayang), yaitu costa yang cartilago costalisnya berakhir bebas yaitu costa XI dan XII.Costae Atipikal, terdiri dari costae I, II, X, XI, XII.
Costae Tipikal, terdiri dari costae III-IX.
Antar costae yang berdekatan dipisahkan dengan suatu celah yang disebut dengan spatium intercostales (SIC). Untuk penamaannya disesuiakan dengan costae yang ada diatasnya, contoh SIC I berada dibawah costae I dan diatas costae II

Cartilago costalis
Memiliki matrix berupa cartilago yang melekat pada ujung ventral os costale, berupa tulang rawan yang tepinya membulat. Cartilago costalis ke arah ventral akan melekat pada:a. Cartilago costalis I – VII akan melekat pada sternum
b. Cartilago costalis VIII – X akan melekat pada cartilago costalis yang ada di sebelah cranialnya.
c. Cartilago costalis XI dan XII akan berakhir bebas dalam lapisan otot dinding abdomen.

COLUMNA VERTEBRALIS

Fosforilasi oksidatif
Vertebrae CervicalCiri-ciri  
VC Tipikal (VC III-VI)Proc. transversus memiliki foramen transversarium Foramen vertebrale besar (bentuk segitiga) 
VC ITidak punya corpus dan proc. spinosusMemiliki fovea dentis 
VC IIProc. spinosus besar, kuat, bifidaMemiliki foramen transversariumMemiliki apex dentis
VC VII (Prominen)Proc. spinosus paling menonjolProc. transversarium paling besar, tapi foramennya kecil 

Vertebrae Thoracica
Corpus berbentuk seperti jantungForamen vertebrale kecil dan bulatProc. spinosus panjang dan miring ke bawah 12 vertebrae thoracicae ditandai oleh adanya persendian dengan costae
Vertebrae Lumbal
Corpusnya besar dan berbentuk seperti ginjalTidak memiliki foramen transversariumForamina vertebraenya memiliki bentuk menyerupai segitigaPediculus kuat, lamina tebal
Musculi Skeleton Trunci
Untuk membantu proses inspirasi, terbagi menjadi 3 lamina externa, lamina media, dan laminta interna
Lamina Externa: m. intercostalis externus, m. levator costae Lamina Media: m. intercostalis internus Lamina Interna: m. intercostalis intimus, m. subcostalis, m. transversus thoracis


SCOME WEEK : BLOK 1.3 DIGESTIF DAN METABOLISME

ANATOMI

CAVITAS ORIS : pintu masuk sistem digestivus, membuka keluar melalui rima oris dan berlanjut ke oropharynx melalui isthmus faucium.LABIA : biasa disebut bibir yang terdiri dari otot skeletal (M. Orbicularis oris) dan jar. ikatOROPHARYNX: terdapat tonsila pharyngealis, palatina, dan lingualisOESOPHAGUS: menembus diafragma pada hiatus oesophagus setinggi VTh X.Parasimpatis : N VagusSimpatis : Truncus Sympaticus, N Splancnicus Majus
VENTRICULUS

Fosforilasi oksidatif

Omentum minus
Ligamentum hepatoduodenale → berisi V. portae hepatis, A. Hepatica propia, ductus choledochus, plexus hepaticus.
Ligamentum gastrohepaticum
Omentum majus
Ligamentum gastrocolica Ligamentum gastriphrenica Ligamentum gastrolienale Ligamentum splenorenale

Vaskularisasi dan Inervasi    
A. Gastrica Sinistra A. Gastrica DextraA. Gastrica BrevisA. Gastrooementalis SinistraA. Gastroomentalis Dextra
V. Gastrica SinistraV. Gastrica Dextra menuju V. PORTA HEPATISV. Gastrica BrevisV. Gastrooementalis Sinistra menuju V. LienalisV. Gastroomentalis Dextra menuju V. Mesenterica Superior
Plexus CoeliacusParasimpatis :N. VagusSimpatis :Truncus Sympaticus, N. Splancnicus Majus  

INTESTINUM TENUE

DUODENUM :
Papilla Duodeni MinorPapilla Duodeni Major : Ampula VatteriNeurovaskularisasi :A.pancreaticoduodenalis (superior inferior anterior posterior)
A. Supraduodenalis Wilkie
A.retroduodenalis cabang dari A.gastroduodenale
V.pancreaticoduodenalis superior à V.portae hepatis
V.pancreaticoduodenalis inferior à V.mesenterica superior
Plexus Coeliacus
Simpatis : N Vagus
Parasimpatis : Truncus Sympaticus

JEJUNUM & ILEUM

INTESTINUM CRASSUM

Berawal dari regio inguinalis dextra sebagai caecum kemudian berjalan ascendens melewati regio lumbalis dextra, hypocondriaca dextra dibawah hepar, sebagai flexura hepatis (flexura coli dextra) setinggi VL II kemudian berjalan ke kiri transversal menyilangi abdomen di regio epigastrica dan lumbalis menuju regio hypocondriaca sinistra kemudian membelok sebagai flexura lienalis (flexura coli sinistra) setinggi VL I kemudian berjalan descendens melewati regio lumbalis sinistra sampai ke fossa iliaca sinistra membentuk flexura sigmoidea kemudian masuk ke pelvis turun berjalan sepanjang dinding posterior anus.

COLON

Colon ascenden: Membentang ke atas dari caecum sampai ke permukaan inferior lobus hepatis dexter > membelok ke kiri membentuk flexura coli dextra (di bawah costae IX dan X) > melanjutkan diri sebagai colon transversum.Colon transversum: Berjalan menyilang abdomen mulai dari flexura coli dextra sampai flexura coli sinistra.Flexura coli sinistra lebih tinggi, lebih immobile daripada flexura coli dextra dan digantung ke diaphragma oleh lig. Phrenocolicum.Mesocolon transversum menggantungkan colon transversum dari facies anterior pancreas.Mesocolon transversum dilekatkan pada pinggir superior colon transversum, dan lapisan posterior omentum majus dilekatkan pada pinggir inferior.Colon descenden: Terletak pada kuadran kiri atas dan bawahBerjalan ke bawah dari flexura coli sinistra sampai ke pinggir pelvisColon sigmoid: Merupakan bagian tersempit dari colon yang terletak di fossa iliaca sinistra (dasar dari cavum pelvicum)Terletak intraperitoneal dengan penggantungnya yang lebar yang disebut mesocolon sigmoideumMelanjutkan diri ke rectum setinggi corpus VS IIIInnervasiParasympathetic fibers from S2-S4 spinal cord levels ascend independently from the inferior hypogastric (pelvic) plexuses to reach the sigmoid colon, descending colon, and distal transverse colon.
VaskularisasiCabang-cabang A. mesenterica superior dan A. mesenterica inferior

RECTUM & CANALIS ANALIS

Merupakan bagian terminal dari intestinum crassum yang merupakan kelanjutan dari colon sigmoideumTerletak di linea mediana sebelah anterior dari sacrumBerjalan descendens dari flexura sigmoidea sampai orifficium anal, penggantungnya disebut dengan mesorectumRectum dapat dibagi menjadi 2 bagian:Rectum propriumSisi luarnya terdapat flexura sacralis dan flexura perianalis
Sisi dalamnya (tunica mucosa) terdapat lipatan-lipatan transversal yang disebut plicae transversalis recti (Houston)
Batas antara rectum proprium dengan canalis analis disebut ampulla recti
Canalis analisPada permukaan dalam dapat dijumpai:
1. Columna rectalis/analis (Morgagni) : Merupakan lipatan tunica mucosa longitudinal karena adanya anastomose arteri dan vena cabang-cabang dari pars intramuscularis A.rectalis superior
2. Valvulae anales: Merupakan pelipatan mucosa yang menghubungkan tiap 2 columna pada bagian caudal
3. Sinus rectalis: Merupakan cekungan diantara valvulae anales

HISTOLOGI SISTEM GASTROINTESTINAL

CAVUM ORIS
Mukosa cavum oris dilapisi oleh: epithel squamous kompleks tanpa keratinisasi pada mukosa dasar mulut, bibir, pipi danpalatum mole. Epithel squamous kompleks dengan keratinisasi, melapisi mukosa ginggiva dan palatum durum

GIGI
Lapisan-lapisan penyusun gigi. email, dentin, sementum gigi, membran periodontal dan pulpa dentis.

LIDAH
3 lapis jaringan otot lurik bersilangan secara tegak lurus dibungkus oleh mukosa.Permukaan bagian bawah lidah halus, permukaan bagian atas (dorsal surface) dibentuk oleh papillae, yang merupakan peninggian jaringan epithel dan lamina propria mukosa.Sulcus terminalis memisahkan 2/3 bagian anterior dari 1/3 bagian posterior lidahMukosa pada 2/3 bagian anterior dilapisi oleh 3 jenis papilla pada manusia (4 pada binatang mamalia): yaitu papilla filiformis, papilla fungiformis dan papilla circumvalata ( pada binatang: papilla foliata). Kelenjar von Ebner (serous) dan Weber (mukous) bermuara pada dasar papilla circumvalata. Kelenjar Blandinuhn bersifat seromukous terdapat pada ujung lidah1/3 posterior lidah dibentuk mukosa dengan epithel squamous kompleks nonkeratinisasi yang melapisi jaringan limfoid (Lingual tonsil) yang merupakan bagian dari Waldeyer’s ring.Taste bud (organon gustus) disusun oleh sel perasa (sel gustus) dan sel-sel penyokong (sel sustentakuler) dan berhubungan dengan serabut saraf afferent.Jaringan limfoid yang membentuk 1/3 bagian posterior lidah, dilapisi epithel squamous kompleks nonkeratinisasi. Lapisan mukosa menembus ke dalam jaringan limfoid.
OESOPHAGUS
T. Mukosa dilapisi oleh epithel squamous kompleks tanpa keratinisasi Lamina propria pada bagian didekat gaster terdapat kelenjar mucous : kelenjar Cardio-oesophagusT. Pada submukosa terdapat kelenjar esophagus yang bersifat mucousT. Muskularis:terdiri dari 2 lapis. Sirkuler dibagian dalam dan longitudinal dibagian luar.1/3 proksimal terdiri dari otot lurik, bagian tengah terdiri dari otot polos dan otot lurik, distal end: otot polos,
GASTER
Peralihan antara esophagus dan gaster ditandai dengan perubahan epithel mukosa dari squamous kompleks menjadi kolumnair simplek dengan fungsi sekretorik.T. Submucosa disusun oleh jaringan pengikat yang kaya akan pembuluh darah, vasa limfatika dan sel-sel lymfoid,makrofag dan sel mast.Tunika muskularis tersusun atas 3 lapisan dengan orientasi oblique pada bagian dalam, circuler pada bagian tengah dan longitudinal pada bagian luar. Lapisan otot bagian tengah menebal pada pylorus membentuk sphincter pylori.Bagian luar diselibungi oleh tunika serosa.
Sel penyususun mukosa dan kelenjar gaster :
Sel mukous permukaan kelenjar: melapisi permukaan luminal kelenjar, mempunyai mikrovili, menghasilkan ion bicarbonat (HCO3-)Sel mukous pada bagian leher kelenjar menghasilkan cairan mukusSel parietal menghasilkan HCl dan intrinsik faktor.Chief sel atau peptic sel atau zymogenic sel menghasilkan pepsinSel neuroendokrin menghasilkan serotonin dan berbagai hormon (gastrin, histamin, glucagon, secretin, motilin dll)Stem sel terdapat pada bagian leher dari kelenjar berfungsi menggantikan sel-sel yang rusak.
INTESTINUM TENUE

APENDIX
Merupakan penonjolan dinding usus yang berbentuk tubuler di sebelah distal ileocoecal junction. Secara struktural menyerupai usus besar.Mukosa dan submukosa dicirikan oleh jaringan lymfoid. Bentukan-bentukan folikel jaringan limfoid dengan germinal centernya dapat ditemukan.Appendiks berperan dalam immunosurveilance tractus digestivus, membentuk GALTINTESTINUM CRASUM
Tunika mucosa tersusun atas sel-sel absorbtive yang berbentuk kolumner dengan mikrovili irregular, sel goblet dan sedikit sel enteroendokrin. Sel-sel tersebut mendukung fungsi usus besar dalam absorbsi air, membentuk feses dan produksi mukus sebagai pertahanan terhadap infeksi bakteri. Bangunan plika sirkularis dan villi intestinalis tidak ditemukan pada usus besar. Pada daerah rektum tepat diatas anus mukosa membentuk lipatan-lipatan yang disebut rectal columns of Morgagni.Pada lamina propria ditemukan agregasi sel-sel lymfoid yang membentuk Gut Associated Lymfoid Tissue (GALT)Tunika muskularis terdiri dari dua lapis dengan lapisan luar terbentuk oleh 3 bundel otot longitudinal membentuk taeniae coli.
REKTUM & ANUS
Rektum merupakan bagian akhir dari usus besar (intestinum crasum). Secara struktural mempunyai susunan yang sama dengan usus besar.Anus merupakan bagian akhir dari traktus digestivus. Terdapat beberapa perubahan struktural.Mukosa anus tersusun atas epithel squamous kompleks tanpa keratinisasi yang kemudian bertransisi menjadi kulit dengan epithel squamous kompleks berkeratin dengan kelenjar sudorifera dan sebacea.Kelenjar sirkumanal pada lamina propria bermuara pada daerah recto-anal junctionTunika muskularis membentuk muskulus sphincter ani internum dan eksternum
Fungsi inervasi Intrinsik pada traktus gastrointestinal
Pleksus submukosus (Meissner): mengatur fungsi sekresi dan absorbsi pada lokal segmenPleksus Myenterikus Auerbach: mengatur kontraksi sepanjang traktus gastrointastinal melalui eksitasi pada segmen proksimal dan inhibisi pada segmen distal.

HISTOLOGI ORGANA AKSESORIA

MUARA KELENJAR LIUR
Cavum vestibulum oris: Gdl. Parotis, Gdl. Labialis, Gdl. Buccalis.Dasar cavum oris: Gdl. Submandibularis dan Gdl. Sublingualis.Lidah: Gdl. Lingualis anterior dan Gdl. Lingualis posterior.Palatina: Gdl. Gloso palatinus.
MIKROSKOPIS KELENJAR LIUR
STROMASEL-SEL PARENKIM :ADENOMER (Sel Kelenjar/ Alveoli , Saluran penyalur , Duktus interkalatus , Saluran bercorak) dan Unsur lain (Pem. Darah, Pem. Limfe, saraf)
MENURUT TIPE SEL SEKRETORISNYA
Sel mukous: Sel-sel bentuk piramid tak teratur, Sitoplasma bersifat basofil, Mengandung butir-butir mucigen yang pucat, Inti tampak, pipih dan terdesak pada basal selSel albuminous/ serous. :Sel epithel berbentuk piramida, Batas sel tidak jelas., Inti bulat, cenderung di tengah, Tampak adanya granula zymogen.Campuran sel mukous dan serous: Terdapat sel serous dan sel mukous, Ditemukan adanya demilunes gianuzzi
GLANDULA PAROTIS:
Bentuk & ukuran: besar, tubulo alveoler bercabang, mempunyai kapsul, tersusun sel serous, duktus ekskretorisus: duktus stenson, duktus interkalatus: panjang, sempit bercabang dg epithel skuamous, dalam saliva: 25%.
GLANDULA SUBMAXILLARIS/SUBMANDIBULLARIS:
Bentuk & ukuran: intermediate, tubulo alveoler bercabang, berkapsul, tersusun sel serous & sel mukous, duktus ekskretorisus: duktus wharton’s, duktus interkalatus: lebih pendek dengan epithel skuamous, epithel sekretorius: mukoserous dg demilunes gianuzzi, dalam saliva: 70%.
GLANDULA SUBLINGUALIS:
Bentuk & ukuran:kecil, ada 2 macam ukuran besar & kecil. tubulo alveoler bercabang, tersusun sel serous & sel mukous, duktus ekskretorisus: yg besar duktus bartholin & yg kecil duktus rivinian. duktus interkalatus: tidak ada, epithel sekretorius: seromukous, dengan demilunes gianuzzi, dalam saliva: 5%.
HEPAR
LOBULUS HEPAR: Parenkim hepar, Sel hepar/ hepatosit, Kapiler empedu/ canaliculi biliferus, Sinusoid :kapsula glisson (td: sabut-sabut kolagen & elastis)LOBULI HEPAR : bentuk prisma poligonal, diameter: 0,7 – 2 mm, potongan melintang: tampak hexagon, bag. pusat: v.centralis, sudut luar: canalis portaePARENKIM HEPAR: sel hepar, tersusun sbg spons: lempengan, tebal satu lapis, sel meluas dari v.centralis ke tepi lobulus, mengandung sinusoid.SEL HEPAR : bentuk poligonal, nukleus: besar, bulat, permukaan halus, sitoplasma: sifat eosinofilik, mitokondria lebih banyak, retikulum endoplasmik sedikitSINUSOID: pembuluh yang melebar tidak teratur, terditi d.: satu lapis sel endothel, celah disse: memisahkan antara sel endothel sinusoid. fungsi: sbg ruang pengumpul cairan limfe yg dihasilkan oleh hepatosid, sel yg membatasi sinusoid: sel-sel endothel & sel kupfer.KAPILER EMPEDU : celah tubulus antara dua hepatosit yg saling berdekatan & hanya dibatasi oleh membran sel, sel makin aktif kanalikuli makin besar, empedu mengalir dari tengah lobulus ke tepi, bag tepi empedu > duktus biliaris (sal. herring) > duktus biliaris pada segi tiga portae/ trigonum portae. SEL ENDOTEL : berbeda dengan endothel biasa, krn tidak menyerap perak nitrat, sitoplasma meluas sebagai film tipis pada dinding sinusoid, nukleus: padat, kecil terpulas gelap.SEL KUPFER : merupakan sel fagositik, bentuk stealat, > endothel, sitoplasma meluas sbg prosesus mengandung tetes-tetes lemak, lisosom. retikulum endoplasmik granuler, vakuola yg jernih, nukleus besar, tercat dg: lithium carmine, trypan blue, tinta india. CANALIS PORTA HEPAR : mengandung jar. Pengikat, terdapat portal triads/ trigonum kiernan, cab. vena portae, arteria hepatika, duktus biliferus, ditambah pemblh limfe & saraf.
VESICA FELLEA
Suatu rongga berakhir buntu, terdapat: fundus, corpus & collum, dinding terdapat: tunika mukosa, tunika muskularis & tunika serosa/ tunika adventitia, fungsi: sebagai tempat penimbunan cairan empedu yang dihasilkan hepar, kemudian memekatkannya dengan mereabsorbsi air & garam mineralnya.TUNIKA MUKOSA : bentuk lipatan-lipatan/ rugae spt sarang tawon, epithelium pada permukaan: epithel kolumner simplek, sinus rokitansky aschoff: kantung/ lekukan sbg perubh patologis pada dinding, mungkin karena over distention pada dinding yang lemah & lama.TUNIKA MUSKULARIS: lap. otot polosnya paling tebal. diantaranya terdapat jp. elastis. TUNIKA SEROSA: merupakan jp. Longgar, duktus dari luschka: mirip duktus beberapa berhubungan dengan duktus biliferus, tetapi tidak pernah berhubungan dengan lumen vesica fellea.SAL. EMPEDU DI LUAR HEPAR: duktus hepatikus, cysticus, choledochus
PANKREAS
Terdapat : caput, corpus & cauda.Lobus pankreas diliputi capsul tipis > septa > menembus organ pankreas lobuli-lobuli.Merupakan campuran kelenjar eksokrin & kelenjar endokrin.

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi sistem pencernaan : Ingesting, Mastication, Deglutition, Digestion, Absorbtion, Peristaltis, DefecationOtot polos GIT secara fungsional bersifat sinsitium, dimana masing-masing serat otot bersambungan melalui tautan gab junction, sehingga bila terbentuk potensial aksi di suatu tempat, maka segera dijalarkan ke segala arah dengan cepat. Terdapat hubungan antara lapisan otot longitudinal dengan sirkuler sehingga perangsangan satu lapisan akan merangsang lain.Sel Punca GI : Sel yang cepat membelah dan tidak berdifferensiasi, Terus menerus membelah dan memproduksi epitel barudi dalam kripte dan kelenjar lambung, Usia hanya beberapa hari. Inervasi GIT : Intramural/Intrinsik/Enterik (Pl.Submukosa/Meisner’s : pengaturan sekresi intestinal, absorpsi lokal, & kontraksi muskularis mukosa, Pl. mienterikus/ auerbach’s : pengaturan aktifitas motorik) dan Ekstrinsik/Otonom (Parasimpatis : kranial & sacral, Simpatis : medulla spinalis T5 – L2).
Pengaturan hormonal :
1. Kolesistokinin (CCK): Disekresi oleh sel T mukosa duodenum dan jejenum, Efek : kontraksi Vesica Fellea, hambat motilitas lambung, menaikkan sekresi pangkreas.
2. Sekretin : Disekresi oleh sel S mukosa duodenum, efek : hambat motilitas GIT, menaikkan sekresi biknat dan enzim pankreas serta empedu
3. Peptida Penghambat Lambung: Disekresi oleh mukosa usus halus bagian atas
4. Gastrin : Disekresi oleh sel G mukosa lambung bagian antrum, Efek : Merangsang sekresi HCl dan pepsin, Merangsang pertumbuhan mukosa lambung, usus halus, dan usus besar., Merangsang gerakan lambung, Hormon lain : VIP, Motilin, Neurotensin, Somatostatin, GRP, Glukagon, Guanilin, Serotonin, Enkefalin.

Gerakan fungsional GIT :
1. Gerakan propulsif/peristaltik : Menyebabkan makanan bergerak ke arah anal. 25 cm/dtk, Dirangsang oleh regangan usus, iritasi epitel, sinyal syaraf ekstrinsik
2. Kontraksi Segmental: Menyebabkan makanan tercampur dengan baik, Kontraksi konstriktif / kontraksi segmental --> memotong isi usus menjadi segmen/bagian, Kedua gerakan tsb terjadi selama dan setelah makan.
3. Kompleks Motor Bermigrasi (KMB): merupakan gerakan usus diantara jam makan saat usus kosong, berfungsi pembersih isis usus.

Refleks GIT
Reflek yg terjadi di dalam sistem saraf enterik (Reflek sekresi GIT, reflek gerakan GIT), Reflek dari usus ke gln simpatis prevertebra, kemudian kembali ke GIT (Reflek gastrokolik, Reflek enterogastrik, Reflek kolonoileal), Reflek dari usus ke MS/BO, kambali ke GIT (Reflek defekasi, Reflek nyeri yang menyebabkan hambatan umum pada GIT, Reflek aktifitas motorik dan sekresi lambung), Reflek extra intestinal yang mempengaruhi aktifitas intestinal (Reflek peritoneointestinal, Reflek renointestinal dan vesikointestinal, Reflek somatointestinal).
Mulut
Dua cara pencernaan : Mekanis, Kimiawi. Otot pengunyah diinervasi oleh cabang motorik n. Trigeminus. Gaya yang dihasilkan oleh seluruh otot pengunyah sebesar 90-180 kg.
Esophagus
Proses menelan (diglutisi) dibadakan 2 tingkat :Tahap volunter & Tahap involunter (Fase faringeal & Fase esophageal ), Reseptor taktil untuk proses menelan terletak pada posterior mulut dan pharing, Pusat menelan di pons dan medula oblongata, impuls motorik dihantarkan lewat nervus kranial V, IX, X, XII, dan saraf cervical superior.
Lambung
Menyimpan makanan sementara dan mengeluarkan secara periodik ke duodenum, Mencampur makanan dengan HCl, pepsin dan musin, terbentuk suatu campuran seperti pasta (kimus), Mencegah masuknya kuman patogen. 99 % kuman yang masuk GIT mati oleh asam lambung, Memulai pencernaan protein oleh enzim pepsin, Absorbsi alkohol dan beberapa obat ttt seperti aspirin. Enzim ptyalin menjadi inaktif di lambung .
Type kelenjar di mukosa lambung :
Kelenjar oksintik (gastrik): Di korpus dan fundus. Terdiri atas 3 jenis sel : 1. Sel parietal, (mensekresi HCl dan intrinsik faktor),
2. Sel peptik (Chief cell):mensekresi pensinogen,
3. Sel leher mukus (goblet cell):mensekresi mukus dan sedikit pepsinogen.
Kelenjar pilorik. Pada bagian antrum, mensekresi : mukus, Hormon gastrin (G cell), sedikit pepsinogen. Juga didapatkan : D cell yang menghasilkan hormon somatostatin, Enterochromafin-like cell (ECL cell) : menghasilkan histamin dan 5-hydroksitriptamin (serotonin), Hormon ghrelin, dimana sekresinya meningkat sebelum makan dan menurun setelah makan mengatur rasa lapar. pH lambung 1,6 – 2,4 berfungsi : Denaturasi protein, Pepsinogen diaktifkan , dan pepsin lebih aktif pada kondisi asam. HCl tidak secara langsung mencerna protein
Usus halus :
Duodenum dilindungi dari aktifitas asam lambung oleh daya buffer bikarbonat. Di duodenum bermuara duktus dari getah pankreas dan empedu, Kelenjar brunner yang mensekresi mukus alkalis. Usus halus mempunyai 3 type kontraksi : Peristaltik, Kontraksi konstriktif, Gerakan villi
Usus besar / Kolon
Fungsi kolon: Absorbsi air dan elektrolit, Penimbunan feses, Produksi dan absorbsi vitamin (B komplek dan K) oleh mikrobiota usus/ mikroflora usus. Fungsi valvula ileocekal: Mencegah regurgitasi isis kolon, Menghambat pengosongan isi ileum, sehingga absorbsi di ileum lebih sempurna


Text

( Made with Carrd )